Universitas Swadaya Gunung Jati, dimana gaung Negerimu??


Universitas Swadaya Gunung Jati, dimana gaung Negerimu??

Mungkin kata tanya diatas cocok untuk kampus yang terletak di kota udang (Cirebon) ini. Pasalnya kemungkinan embel-embel untuk naik tahta menjadi negeri sudah tertutup, dengan keputusan Gubernur Jawa Barat yang akan segera membangun kampus untuk ITB di Cirebon... Alhasil jika hal tersebut terlaksana akan menutup semua kemungkinan untuk menegerikan Unswagati...

Sebenarnya statemen Unswagati akan menjadi negeri telah di gembar-gemborkan jauh-jauh hari... Menurut narasumber yang berhasil penulis dapatkan infonya beliau adalah mantan atau alumnus unswagati, menurutnya gembar-gembor unswagati menjadi negeri sudah hampir tujuh tahun yang lalu sudah di serukan, dari hal tersebut unswagati juga memperoleh banyak keuntungan yakni sebagai kampus yang notabene kecil namun mampu memperoleh perhatian banyak kalangan pelajar... Dan juga dari isu itu pulalah Unswagati menjadi peguruan tinggi swasta yang ‘besar’ dan diminati masyarakat. Namanya makin tenar di daerah CIAYUMAJAKUNING dan sekitarnya sehingga, membuat Unswagati menjadi PTS unggulan. Tak dipungkiri, hal itu berkat kontribusi dari isu PTN sebagai alat promosi yang berhasil membius si konsumen (masyarakat) agar meng-amini dan memakannya bulat- bulat.

Hasilnya sekarang seperti hasil wawancara beberapa narasumber yang merupakan mahasiswa dan mahasiswi Unswagati merasa tertipu dan juga merasa di permainkan dengan jajaran pengurus Universitas ini.statement-statement negatif pun berkembang, ada yang bilang “Tidak memperdulikan bagaimana dampak dan risiko dari cara yang dilakukannya". Bahkan ada yang nyinyir dan sinis (saking merasa kecewanya) menanggapi wacana yang beredar dengan mengatakan “Tampaknya, watak kapitalistik sudah merasuki relung hati dan pikiran para pemangku kebijakan di Unswagati” pungkasnya. Memang sangat mengerikan, apabila sebuah lembaga pendidikan memiliki watak kapitalistik, seperti
apa jadinya output dari produk (mahasiswa) yang dikeluarkan Unswagati??

Sepertinya penulis mengingat salahsatu post yang penulis sempat realese, dan saat itu penulis bertemu salah satu pejabat unswagati saat itu beliau menjabat sebagai dekan salah satu fakultas unswagati. Penulis mencoba untuk mengajak berdiskusi tentang perkembangan unswagati menuju Universitas negeri. Beliau menjawab dengan lugas berwibawa namus santai dan pada intinya bahwasanya kekurangan uswagati yakni sebuah lahan dan juga tenaga pengajar... Namun ternyata hal tersebut merupakan sebuah alasan yang sejak dari dulu terus di kemukakan oleh jajaran pejabat Unswagati... Alasanya hanya muter-muter di bidang itu-itu saja...

Lantas yang jadi pertanyaan di pikiran penulis yakni, sebenarnya pihak yayasan mau mengiklaskan dan meridokan asetnya untuk pemerintah atau tidak??....
Sepertinya memang masalah terbesar ada di dalam internal universitas ini... Nampak dari wacana yang berkembang di internal benar adanya, ada yang mengatakan dengan nada yang menggebu-gebu “Unswagati gak negri-negri ya karena dari Unswagatinya sendiri yang mempersulit dan berusaha untuk mengulur waktu. Nunggu balik modal dan untung banyak dulu,” pungkasnya. Jangan-jangan hal itu benar adanya, bahwasannya yang betul-betul tak mau Unswagati menjadi negri itu adalah dari pihak jajaran pengelola kampus itu sendiri. Tak terkecuali pihak Yayasan, yang saling tarik ulur kepentingan. Kalau ada keseriusan sudah dari dulu sebetulnya bisa jadi negri. Kalah dengan Politeknik Indramayu dan Unsil yang baru kemarin sore menabuh genderang penegrian, malah lebih dulu mengibarkan bendera negrinya. Menyalip Unswagati yang jauh lebih dulu dan lebih ‘ akbar ’ menggembar-gemborkan isu PTN. Tapi tak kunjung terlaksana. Miris. Dari tarik ulur kepentingan itu siapa yang dirugikan? Jelas mahasiswa lah yang langsung akan terkena dampaknya. Berapa ribu mahasiswa (dan orang tuanya) yang merasa dibohongi, dikecewakan? Mahasiswa, bahkan masyarakat (para orang tua mahasiswa) sebetulnya bisa menggunakan haknya untuk melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Itupun Kalau mau juga.?

Yang jadi pertanyaan penulis juga dimana para aktivis kampus?? yang katanya suka menggembar-gemborkan demokrasi, keadilan dan juga paling berani mengkritik secara langsung... Apakah para aktivis ini telah di bungkam juga sehingga dalam hal ini juga tak ada suara untuk menggerakan seluruh elemen mahasiswa untuk bergerak??

Entahlaah...

Penulis hanya berharap Universitas ini tetap menjadi universitas yang dapat mencetak kader-kader penerus bangsa yang hebat dan bukan nantinya sebagai universitas yang notabene sebagai penerima mahasiswa buangan dari universitas yang lain...







*****






Untuk bersilahturami ataupun sharing info bisa Hubungi kami ;
Pin BBM : 5B675969
Facebook : InfoSaiki.com
WatsApp : 089653395761















Posting Komentar

0 Komentar