Sejarah Suzuki Satria di Indonesia

 

Sepeda motor Satria telah menjadi ikon dalam dunia otomotif Indonesia selama lebih dari dua dekade. Dari awal kemunculannya hingga model terbaru, motor Satria telah mengalami berbagai evolusi yang menjadikannya salah satu motor sport underbone paling diminati. Agar semakin mengenal motor generasi Satria dari Suzuki ini, berikut daftarnya

 

Suzuki Satria 120 S (1997-1999)

Motor Satria memulai debutnya di Indonesia pada tahun 1997 dengan model 2-tak, yaitu Satria 120 S. Motor ini segera mendapat perhatian karena desainnya yang sporty dan performa mesin yang mumpuni. Seri pertama Suzuki Satria ini, dibekali mesin basis RG Sport 110, yakni 120 cc 2-tak berpendingin udara, dikawinkan transmisi 5-percepatan semi otomatis.

Jika RG Sport 110 punya bore x stroke = 54 mm x 48 mm, Satria 120 S memiliki bore x stroke 56 mm x 49 mm.Tenaganya pun jadi yang paling besar dengan 13 hp pada 7.500 rpm. Dari segi desain, Satria 120 S ini merupakan bebek pertama di Indonesia yang menggunakan mesin tegak. Tampilan Satria 120 S ini benar-benar beda dari bebek lain, sasisnya berbentuk mirip deltabox atau rangka SCAF (Suzuki Computerized Analized Frame). Pakai suspensi tunggal pada bagian belakang (monoshock). Pelek racing dan keren. Ia tampil beda di kelas motor bebek. Peredarannya hanya bertahan dua tahun, karena ia tak lagi diproduksi.

 



Suzuki Satria RU 120 R (1999-2003)

Kehadirandari Suzuki Satria 120 S kurang responsif pada tarikan awal, maka Suzuki Indonesia pada tahun 1998 membuatkan tipe baru dalam keluarga Suzuki Satria, yaitu Satria RU 120. Dengan dimunculkannya tipe Satria RU 120 R menjawab seluruh keinginan para penyuka kecepatan. Mengusung basic mesin yang sama, namun pada sistem transmisi berubah.

Bukan cuma pada transmisi, inovasi yang dilakukan Suzuki juga merombak total sistem koplingnya menjadi kopling manual. Satria 120 terus melejit dengan legenda motor bebek yang memiliki kekuatan sport dengan suspensi mumpuni. Selang 2 tahun dari kelahiran 120S atau tepatnya 1999, pabrikan secara resmi mengeluarkan Suzuki Satria RU 120 dengan melakukan upgrade menggunakan 6-percepatan dengan kopling manual. Sistem perpindahan transmisinya juga serupa dengan motor sport, gigi 1 diinjak ke depan sedangkan gigi 2 sampai 6 dicongkel atau diinjak ke belakang.

Dilihat dari tampilannya, ia paling menarik dibanding motor bebek lain. Pakai kombinasi two tone, ada varian pelek palang, bodi masih sama tapi rem cakram sudah depan dan belakang, serta menghilangkan starter elektrik. Peningkatan spesifikasi itu dinilai lebih responsif dan bertenaga, tenaganya naik 0,5 hp dari model sebelumnya.

Pada 2000, Suzuki melakukan penyegaran pada Satria RU 120R. Hadir dengan livery Movistar. Banyak penggemar motor ini yang menyebutnya dengan julukan "Satria Lumba-lumba". Inilah awal dari ikon Satria mulai dikenal masyarakat luas, khususnya yang doyan balap. Motor ini secara resmi beredar dari 1999-2003

 


Suzuki Satria 120 LSCM / Satria 120 R Hiu (2003-2005)

Di akhir 2003 Suzuki mengimpor utuh Satria 120 LSCM dari Malaysia. Menurut beberapa sumber, LSCM kepanjangan dari Lion Suzuki Corporation Malaysia yang merupakan perakit motor Suzuki di Negeri Jiran. Di Indonesia, motor ini lebih dikenal dengan sebutan “Satria Hiu”. Lagi-lagi Suzuki memberikan desain yang berbeda di kalangan bebek saat itu. Banyak bagian bodi yang meruncing dan secara keseluruhan desainnya agresif, persis seperti hiu menerkam mangsa.

Sayangnya varian ini hanya beredar sebentar, karena terganjal peraturan pemerintah saat itu yang mengatur keberadaan mesin 2-tak. Mesin itu dinilai tidak memenuhi standar emisi. Model ini jadi penanda berakhirnya era Satria berasap. Dan kini Satria Hiu menjadi salah satu Satria Series yang paling diburu oleh para kolektor.

 



Suzuki Satria 125 (2005-2006)

Di tahun 2005, Suzuki mengenalkan motor Suzuki Satria 125 yang menggunakan mesin 4-tak. Perubahan ini dilakukan untuk mengikuti regulasi emisi yang lebih ketat sekaligus memberikan efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Sayangnya langkah ini justru mengurangi penjualan pasaran dikarenakan meskipun kubikasi naik namun power dan tenaga motor 4-Tak ini tak sehebat motor 2-Tak. Ditambah model dan desain yang saat itu dianggap aneh dengan batok yang terpisah serta berbentuk bulat.

 


Suzuki Satria FU150 [CBU] (2005)

Menuruti Permintaan pasar tetang daya kecepatan motor yang makin lemot, Suzuki akhirnya berinovasi dengan produk unggulannya itu. Maka pada akhir tahun 2005 lahirlah Suzuki Satria FU150. Inilah awal era Satria bermesin 150cc. Mulanya ia diimpor langsung dari Thailand dengan sedikit ubahan yang disesuaikan dengan kondisi jalanan Indonesia.

Mengusung tagline "Fast Underbone", menggunakan mesin DOHC, 4-katup, pendingin cairan, berkonfigurasi tegak dan berkapasitas 150 cc dengan transmisi 6 percepatan. Meski masih mengandalkan karburator, tenaganya bisa mencapai 16 hp di 9.500 rpm dan torsi 12,7 Nm di 8.500 rpm. Basis mesinnya sama dengan Raider 150 (Thailand).

 


Suzuki Satria FU150 [CKD] (2006)

Karena banyak penggila kecepatan yang jatuh cinta kepada FU150, di 2006 Suzuki Indonesia membuat versi lokal dengan merakitnya secara CKD. Perbedaan versi CBU dengan CKD ada di bagian electric starter. Selain itu, karena dibuat secara lokal maka harganya lebih murah. Saat statusnya masih dikirim dari Negeri Gajah Putih, harganya Rp 16 juta.


Pada 2007 Suzuki memberikan facelift pada Satria. Headlamp disegarkan dengan mengadopsi desain dari moge Suzuki GSX-R series. Ada tambahan fitur Suzuki Drive Mode Switch (S-DMS). Teknologinya mirip shift light, yang mengingatkan pengendara untuk pindah gigi. Bisa diatur kapan harus menyala, ada mode Eco dan Power. Kalau mau irit pilih mode Eco, dia bakal menyala di 4.500-5.500 rpm, atau mau kencang pilih mode Pwr, lampu menyala di 8.500 rpm.

Di masanya, ia punya rival dari Honda, CS-1. Tapi produk Honda itu tumbang tak mampu menyaingi Sang Legenda. Satria FU150 punyai masa bakti yang paling lama, hingga 5 tahun. Dalam periode itu, tidak ada perubahan yang signifikan karena hanya ganti striping saja.

 

 

New Suzuki Satria F150

Di November 2013 barulah Satria F150 mendapat ubahan secara menyeluruh. Meski masih nampak mirip, tapi tampilannya lebih stylish dan ramping. Ditunjukkan dengan desain garis-garis tajam, terlihat di bagian headlamp dan buritan. Sedang rangka, mesin dan fitur-fitur lainnya masih sama. Awalnya digosipkan bakal menggunakan teknologi injeksi, tapi petinggi Suzuki dari Jepang masih yakin dengan karburator.

Di tahun yang sama, Suzuki mencatatkan penjualan Satria F150 sebanyak 1 juta unit. Prestasi itu dituangkan dengan membuat edisi khusus yang diberi nama Suzuki Satria Fighter. Bedanya ada pada bagian pelek dan blok mesin yang dikelir emas (gold). Spesifikasi masih sama.



 

Suzuki Satria F115 Young Star (2015-2016)

Mengulang kesalahan yang sama seperti Suzuki Satria 125. Kembali suzuki menjual tipe Satria yang Downgride. Mengapa bisa disebut downgrade dikarenakan secara dari spek mesin turun menjadi 113,5 cc kemudian shobreker belakang menjadi dual shock dan spedometer juga masih full analog. Alhasil penjualan Satria YS ini hanya bertahan Cuma 1 tahun.




All New Suzuki Satria F150 Fi

Pada Februari 2016, Suzuki akhirnya mengubah Satria menjadi semakin modern. Perubahan paling signifikan ada di sistem pembakarannya. Sebab, sudah mengadopsi teknologi injeksi dan namanya menjadi All New Suzuki Satria F150 FI. Performa mesin Injeksi diklaim jauh lebih baik ketimbang versi karburator. Makanya Satria baru ini mengusung tagline “The Real DOHC” yang diklaim sebagai paling powerfull di kelasnya.

Dari dulu terkenal karena bodi yang ramping, tidak seperti kebanyakan sepeda motor 150 cc yang bertubuh besar. Hal itu karena selaras dengan konsep yang diusung, ayam jago (ayago). Desain yang kecil, memberikan kedinamisan dan kemudahan berkendara setiap saat. Bagian ekornya tampak seksi dengan lapisan ganda meruncing. Dan struktur tubuh dirancang untuk postur tubuh orang Indonesia.

Di balik bodi ramping, ia punya mesin galak. Performa dari sistem injeksinya diklaim jauh lebih baik ketimbang versi karburator. Dibekali mesin berkapasitas 150 cc Double Over Head Camshaft (DOHC), 4-Valve satu silinder yang memang sudah menjadi identitas Satria F150 sejak generasi pertama. Sanggup menyemburkan tenaga 18,3 hp di 10.000 rpm dan torsi 13,8 Nm pada putaran 8.500 rpm. Keseluruhan output disalurkan melalui sistem transmisi manual 6-percepatan. Untuk menjaga suhu ruang pembakaran tetap adem, pendinginan mengandalkan radiator.

Tidak ingin kalah dari kompetitornya, berbagai fitur modern telah disematkan. Satria mengusung one push electric starter terbaru. Fitur yang diadopsi dari GSX-1000 dan menjadi inovasi di kelas underbone 150 cc, sehingga proses menyalakan mesin lebih mudah dan cepat. Headlamp sudah mengaplikasikan teknologi LED. Namun untuk stoplamp dan sinyal belok masih bohlam biasa. Berkat terapan lampu dioda, sorotan cahaya lebih terang dibanding model konvensional. Pada bagian dasbor sudah menggunakan speedometer full digital, memberikan kesan modern dan mahal. Dan yang terpenting, informasi kondisi motor mudah dibaca, karena tampilannya yang ringkas. 

Satria FI ini juga telah dibekali kunci dengan sistem alarm melalui remote khusus. Lebih lanjut, ada USB chrager tersimpan di dalam kompartemen depan. Jadi pengendara tidak perlu bingung saat kehabisan daya ponsel.

Posting Komentar

0 Komentar